Ia mencapai bentuknya yang terakhir pada empat atau lima abad yang lalu, walaupun sejak saat itu ia masih terus berkembang lagi, bahkan berkali-kali lipat, tetapi bentuk dasarnya, struktur tubuhnya, dan pola pengembangannya masih mengikuti bentuk dasar dan pola yang sama di masa lalu.
Seperti organisme yang lainnya, ia pun terdiri dari banyak sekali komponen-komponen yang memiliki tugas dan fungsinya masing-masing. Jika di dalam tubuh organisme bernama manusia terdapat sel darah merah yang bertugas untuk mendistribusikan sumber daya berupa molekul oksigen dan zat gizi ke seluruh sel-sel yang membangun tubuh si manusia, di dalam organisme ini pun salah satu komponennya yang terpenting adalah sel-sel yang selalu bergerak hilir-mudik dalam tempo yang teratur.
Sel-sel ini bergerak membawa suatu jenis sumber daya yang akan ditukarkan dengan sumber daya yang lain di tempat tujuannya, untuk kemudian ia bawa sumber daya yang telah ditukarkannya itu kembali ke tempat awalnya. Kedua tempat perhentiannya, dapat juga kita sebut sebagai organ - akan mendapatkan faedah dari sumber daya yang dibawanya. Keduanya - jika semuanya berjalan dengan baik - akan bertambah besar, memiliki tambahan jumlah sel, dan proses pengadaan sumber dayanya pun akan semakin cepat, berlimpah, dan efisien.
Ada pula jenis sel-sel yang lainnya yang akan membawa sumber daya yang telah dibawa oleh sel jenis pertama tadi, menuju ke tempat yang lain lagi, yang mungkin juga sekali-sekali akan dikunjungi oleh si sel jenis pertama, dan ditukarkan kembali dengan sumber daya yang awalnya telah didapatkan dari hasil pertukarannya dengan organ yang lainnya.
Proses pertukar-tukaran sumber daya ini tidak selalu berjalan mulus sesuai dengan cerita di atas, sering sekali, atau justru lebih sering terjadi, di mana proses pertukaran tidak berjalan dengan seimbang, membuat organ yang satu akan berkembang dengan sangat pesat, sementara organ yang lainnya akan mengalami stagnasi perkembangan yang kronik. Jika stagnasi perkembangan ini terlalu lama dan terlalu banyak terjadi, maka kadang sel-sel tersebut dapat berubah menjadi bersifat kanibal, merusak, dan liar - mungkin seperti kanker - hingga terjadi kesetimbangan lagi dalam pertukaran sumber daya.
Masih ada banyak sekali jenis sel dan organ lainnya di dalam tubuh organisme ini; sel yang bertugas untuk memastikan sel-sel yang lainnya bisa melakukan pertukaran sumber daya dengan lancar (walaupun sel-sel jenis ini pun sering kali sebenarnya dihidupi oleh organ-organ tertentu yang memonopoli sumber daya), sel yang bertugas untuk memperbaiki sel-sel dan organ yang rusak, sel-sel yang bertugas untuk membentuk organ-organ yang baru, ada pula sel yang bertugas untuk membuat sel-sel yang baru tercipta untuk dapat mengikuti proses pertukaran sumber daya seperti sel-sel lainnya, dan banyak sekali jenis lainnya yang tidak mungkin disebutkan dan diamati satu per satu, termasuk juga yang merupakan salah satu yang terpenting, sel-sel yang berguna sebagai "pengangkut" untuk segala rupa sel lainnya.
Sel pengangkut ini ada yang memiliki kapasitas sedikit, ada pula yang memiliki kapasitas besar, tetapi kegunaannya selalu untuk mengangkut. Selain mngangkut sel-sel lainnya, ada pula yang bertugas untuk mengangkut sumber daya dari tempat yang satu ke tempat yang lainnya, dan termasuk dari dan ke luar dari tubuhnya.
Organisme ini memang memiliki hubungan simbiosis dengan organisme lain di sekitarnya, yang mana dijalin terutama oleh proses pengangkutan sumber daya yang dilakukan oleh sel-sel pengangkut.
Seperti juga sel darah merah yang bergerak di dalam pembuluh darah, sel-sel pengangkut di dalam organisme ini pun bergerak di dalam pembuluh-pembuluh yang menjalari seluruh bagian dari tubuh si organisme; dari pembuluh-pembuluh yang terbesar hingga pembuluh-pembuluh yang terkecil, semuanya saling berjalinan membentuk jejaring.
Pembuluh-pembuluh yang membentuk jejaring itu tidak tiba-tiba muncul dengan sendirinya, melainkan ada sel-sel jenis lain lagi yang membuatnya.
Kadang organisme ini mengalami suatu situasi di mana kapasitas jejaring pembuluh yang ada sudah hampir tidak mampu lagi menampung banyaknya sel-sel yang berhilir-mudik mempertukarkan sumber daya, ada pula sel-sel pengangkut yang bergerak dengan terlalu lambat sehingga menyumbat pembuluh-pembuluh, ditambah lagi dengan bentuk jejaring yang terkadang tidak efisien dan kacau, maka organisme ini akan mengalami sakit yang kurang lebih sama dengan peristiwa ketika seseorang mengalami serangan jantung atau stroke karena pembuluh darahnya mengalami penyumbatan. Ia akan mengalami lumpuh selama beberapa saat, proses pengiriman sumber daya akan mengalami kekacauan, dan proses kehidupan si organisme secara keseluruhan menjadi sama sekali tidak sehat.
Ya, organisme ini dapat mengalami sakit juga seperti manusia dan makhluk lainnya.
Selain peristiwa penyumbatan pembuluh tadi, ada banyak penyakit lainnya yang bisa diderita oleh organisme ini. Misalnya seperti yang seringkali dialami olehnya, yaitu keadaan di mana akibat kacau-balaunya sistem tubuh yang berpadu dengan kondisi lingkungan yang kurang baik, hampir seluruh bagian tubuhnya terisi oleh cairan yang sangat berlebih, sehingga - lagi-lagi - ia mengalami kelumpuhan selama beberapa saat. Terakhir kali organisme ini mendapat serangan cairan berlebih, ia mengalami kelumpuhan selama hampir lebih dari seminggu.
Keberlangsungan, kesehatan, dan kebugaran hidup organisme ini akan bergantung pada apakah ia pada akhirnya akan mengembangkan jejaring pembuluh yang layak untuk sarana hilir-mudik sel-sel pengangkutnya, sistem tata-kelola cairan yang baik, proses pertukaran sumber daya yang setimbang, dan berbagai macam permasalahan lain di dalam tubuh sang organisme yang harus diselesaikan.
Perkenalkan nama organisme ini: Jakarta.
No comments:
Post a Comment